Diberdayakan oleh Blogger.

My Page

RSS
Post Icon

Kehamilan Resiko Tinggi


Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi  optimalisasi ibu maupun janin pasca kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 1998)
Sedangkan menurut Mochtar (1998) yang dimaksud dengan   kehamilan resiko tinggi adalah suatu kehamilan dimana jiwa dan kesehatan ibu dan bayi dapat terancam.
Faktor-faktor yang meningkat resiko kehamilan resiko tinggi adalah :
a)    Riwayat kehamilan dan persalinan yang sebelumnya kurang baik
b)   Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm.
c)    Ibu hamil yang kurus/berat badan kurang atau terlalu gemuk.
d)   Ibu hamil yang kurus/berat badan kurang atau terlalu gemuk.
e)    Sudah memiliki 4 anak atau lebih.
f)    Jarak antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun.
g)   Ibu menderita anemia atau kurang darah.
h)   Perdarahan pada kehamilan ini.
i)     Tekanan darah yang meninggi dan sakit kepala hebat dan adanya bengkak pada tungkai.
j)     Kelainan letak janin atau bentuk panggul ibu tidak normal.
k)   Penyakit Herediter.

 
Kehamilan resiko tinggi mempunyai kriteria sebagai berikut :
1  Sebelum kehamilan
1)   Umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun usia wanita  sangat mempengaruhi resiko kehamilan. Anak perempuan berusia 15 tahun atau kurang lebih rentan terhadap terjadinya preeklamasi ( suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, protein dalam urine ) mereka lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Wanita dengan usia 35 tahun, lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi, rentan terhadap gangguan persalinan, dan mempunyai resiko memilki bayi dengan kelainan kromosom.
2)   Berat badan ibu kurang dari 40 kg
Seorang wanita yang pada saat tidak hamil memiliki berat badan kurang dari 40 kg, lebih mungkin melahirkan bayi yang lebih kecil dari usia kehamilan. Sebaliknya, seorang wanita gemuk lebih mungkin melahirkan bayi besar.
3)   Tinggi badan ibu kurang dari 145 cm
Seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 145 cm, lebih mungkin memiliki panggul yang sempit. Selain itu, wanita tersebut juga memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami persalinan premature dan melahirkan bayi yang sangat kecil.
2. Riwayat kehamilan yang lalu
1)   Pernah melahirkan lebih dari 4 kali
Lebih mungkin mengalami: Kontraksi yang lemah pada saat persalinan, perdarahan setelah persalinan (karena otot rahimnya lemah), persalinan yang cepat, yang bisa menyebabkan meningkatnya resiko perdarahan vagina yang berat.
2)   Pernah mengalami keguguran lebih dari 3 kali
Seorang wanita yang 3 kali berturut-turut mengalami keguguran pada trimester pertama, memiliki resiko sebesar 35% untuk mengalami keguguran lagi.
3)   Pernah melahirkan bayi dengan cacat bawaan.
4)   Pernah melahirkan kurang bulan (prematur).
5)   Pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih rendah (kurang dari 2.500 gram).
6)   Pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kg.

Kehamilan resiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin, sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya.
Pencegahan itu dapat dilakukan dengan cara antara lain :
1)   Dengan mengenal tanda-tanda kehamilan resiko tinggi.
2)   Memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke pelayanan kesehatan.
3)   Dengan mendapatkan imunisasi TT 2X.
4)   Bila ditemukan kelainan resiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif.
5)   Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.
Yang dapat dilakukan seorang ibu untuk menghindari bahaya kehamilan risiko tinggi



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar